Bimbingan Preventif dan Bimbingan Kuratif
Menurut Hanafi Anshari, ada dua jenis dukungan atau bimbingan yang diberikan kepada murid, yaitu: “Bimbingan preventif (pencegahan) dan bimbingan kuratif (penyembuhan)”. (Ansari, 1991:67)
A. Pedoman Pencegahan
Konseling preventif (pencegahan) adalah pemberian dukungan kepada siswa sebelum mereka menghadapi kesulitan atau masalah yang serius. Jalan yang ditempuh bermacam-macam antara lain: mempertahankan situasi yang baik dan menjaga situasi yang baik itu. Dalam hal ini, hubungan antara siswa dengan guru dan staf lainnya harus dijaga semaksimal mungkin. Pahami posisi masing-masing agar tidak saling membenci. Demikian juga guru harus disesuaikan dengan situasi anak ketika menyampaikan materi. Ketertarikan anak dan guru berusaha semaksimal mungkin untuk membangkitkan semangat anak agar tidak bosan dengan guru dan materi yang diberikan.
Dalam hal ini, Dewa Ketut Sukardi menyatakan:
Konseling memiliki fungsi preventif, mencegah timbulnya atau terjadinya masalah pada siswa dan berfungsi sebagai pengaman. Pertahankan situasi dan pertahankan situasi yang baik. (Sukardi, 1983:8).
Selain itu, saran pencegahan ini dapat diberikan melalui penggunaan waktu luang. Bimbingan jenis ini bertujuan untuk membantu siswa memanfaatkan waktu luangnya dengan menyelesaikan kegiatan yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain atau lingkungan.
Diharapkan dengan bimbingan seperti ini, siswa dapat memanfaatkan waktu luangnya dengan melakukan kegiatan belajar, bekerja, atau bersantai yang bermanfaat.
Seperti yang disampaikan oleh I. Djumhur dan Moh. surya sebagai berikut:
Kegiatan konseling memanfaatkan waktu luang antara lain dukungan kepada mahasiswa mengenai:
1. Penggunaan waktu luang untuk kegiatan produktif.
2. Manfaatkan waktu belajar sebaik mungkin dan bagikan.
3. Masuk dan gunakan waktu selama jam bebas, hari libur, dll.
4. Merencanakan suatu kegiatan. (Ahmadi, 1978:38)
Penggunaan waktu luang untuk kegiatan produktif, seperti Kegiatan OSIS, pramuka, organisasi keagamaan, olah raga dan seni, yang dapat mengembangkan bakat dan potensi siswa, sehingga selalu merasa terbebani oleh kesibukan. Hal ini sangat sedikit bagi mereka untuk memikirkan dan menghabiskan waktunya untuk hal-hal yang tidak baik dan menjurus pada kegiatan maksiat.
Mengenai penggunaan waktu sebaik-baiknya, telah diperintahkan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an Al-Ashr ayat 1-3, yaitu:
Artinya: Demi waktu, manusia benar-benar merugi, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh serta menasehati mereka agar sabar dan nasehat menasehati mereka agar berpegang pada kebenaran. (QS. Al Ashr ayat 1-3) (Depag RI. 1991:1009)
Dari teks-teks di atas dapat dipahami bahwa Islam sangat menghargai kebutuhan untuk memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya, yaitu mengisi waktu dengan tindakan yang bermanfaat bagi diri sendiri dan lingkungan.
Bimbingan preventif adalah disiplin, menanamkan kedisiplinan, memotivasi, dan memberi nasihat. (Ansari, 1991:67)
a) Tata Tertib
Disiplin adalah seperangkat aturan yang harus diikuti dalam situasi atau tatanan kehidupan tertentu. Dalam hal ini, peraturan tersebut dapat tertulis maupun tidak tertulis. Apa yang tertulis, misalnya tata tertib antara guru dan murid, tata tertib pergaulan dan sebagainya.
b) mengajarkan disiplin
Disiplin adalah sikap mental yang dengan sengaja dan sadar berpegang pada apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan terhadap sesuatu. Karena mereka sangat mengerti arti dan larangannya. Untuk itu kedisiplinan harus ditanamkan dalam hati anak. Menurut Hafi Anshari upaya yang dapat dilakukan untuk menanamkan kedisiplinan pada anak melalui: pembiasaan, melalui keteladanan dan keteladanan, melalui kesadaran, dan melalui pengawasan atau kontrol. (Ansari, 1991:68)
(1) Dengan pembiasaan
Anak sudah terbiasa mengerjakan sesuatu dengan benar, rapi dan teratur, mis. B. Berpakaian rapi, masuk dan keluar kelas atas izin guru, salam, dan sebagainya.
(2) Dengan contoh dan contoh
Model peran yang baik membutuhkan perhatian nyata dari guru. Untuk itu guru harus memberi contoh terlebih dahulu, jika tidak maka akan timbul semacam protes terhadap keadaan tersebut di kalangan siswa yang akan menimbulkan kekesalan, kecemburuan dan ketidaktulusan. Perbuatan baik itu dilakukan oleh muridnya hanya karena paksaan.
(3) Dengan kesadaran
Selain pembiasaan, contoh dan teladan, anak semakin kritis ingin memahami makna dari aturan atau larangan yang ada. Kemudian kewajiban guru untuk memberikan penjelasan, alasan-alasan yang dapat diterima dengan baik oleh akal anak. Sehingga timbul kesadaran anak bahwa ada yang harus dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan.
(4) Dengan pengawasan atau pengendalian
Bahwa kepatuhan anak terhadap aturan atau peraturan juga mengakui bahwa ada situasi tertentu yang mempengaruhi anak. Ada kemungkinan anak berperilaku buruk atau tidak mengikuti aturan, perlu dilakukan pemantauan intensif terhadap situasi yang tidak diinginkan yang akan menimbulkan kerugian secara keseluruhan.
b) Memotivasi
Pemberian motivasi disini lebih ditekankan pada pembentukan akhlak yang baik, dimana akhlak adalah seluruh gerak hidup manusia.
Dalam hal ini, Sardiman AM menyampaikan pendapatnya:
Istilah motivasi banyak digunakan dalam berbagai bidang dan situasi, dalam hal ini motivasi di lapangan dan motivasi dalam pembentukan moral siswa tidak dibahas. (Sardiman, 1987:93)
c) memberi nasihat
Dalam bahasa Indonesia, kata konseling diartikan sebagai pengajaran atau pelajaran yang baik. Namun, tentunya nasehat apapun harus datang dari hati nurani yang bersih dan jernih. Hormat kami disarankan dengan minat dan kebaikan terbaik.
Nasihat dapat diberikan dengan memberikan jalan menuju kebahagiaan hidup di dunia dan kebahagiaan akhirat. Ingat mereka dengan lembut dan lembut, peringatkan kelemahan mereka dalam kewajiban sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.
B. Kepemimpinan yang Menyembuhkan (Healing)
Konseling penyembuhan adalah dukungan yang diberikan kepada siswa selama atau setelah siswa memiliki masalah serius. Dengan maksud utama agar siswa yang bersangkutan dibebaskan dari kesulitan.
Dalam rangka pendampingan sistematis kepada klien, berbagai langkah dan teknik digunakan agar orang yang terkena dampak dapat menyelesaikan semua masalah, baik yang bersifat pribadi, perasaan yang mengganggu, frustrasi dan menghadapi pilihan yang tepat sesuai dengan kemampuannya.
Nasihat penyembuhan datang dalam bentuk pemberitahuan, peringatan, hukuman, dan penghargaan. (Ansari, 1991:67)
a) Pemberitahuan
Pemberitahuan, yaitu memberitahukan kepada anak tentang sesuatu yang tidak baik karena mengganggu proses pendidikan. Pemberitahuan ini diberikan kepada anak yang belum tahu, misalnya anak yang sedang memberikan sesuatu kepada gurunya dengan tangan kiri. Ini mungkin terjadi di daerah tersebut dan tidak ada yang memberi tahu mereka bahwa ini bukanlah anak yang bersangkutan yang langsung dimarahi.
b) Peringatan
Peringatan diberikan kepada anak yang telah melakukan pelanggaran berulang jika sebelumnya telah mendapat peringatan, dan biasanya peringatan tersebut disertai dengan ancaman jika hal tersebut terjadi lagi. Misalnya ada anak yang sudah beberapa kali bersikap kasar kepada temannya, setelah ditegur mereka tetap melakukannya, kemudian ditegur dengan ancaman, misalnya jika melakukannya lagi maka akan dikeluarkan dari sekolah.
c) hukuman
Hukuman adalah tindakan terakhir terhadap pelanggaran yang dilakukan berkali-kali setelah diberitahu dan diperingatkan. Hukuman memiliki arti dan nilai sebagai berikut:
(1) Sanksi untuk Pelanggaran Ringan
(2) Hukuman sebagai titik awal untuk mencegah terjadinya pelanggaran
d) Penghargaan
Hadiah adalah alat pendidikan yang menyenangkan dan represif. Penghargaan diberikan kepada siswa yang telah mencapai prestasi tertentu di bidang pendidikan, kerajinan, dan perilaku yang baik. Sehingga ia bisa menjadi panutan bagi teman-temannya. Penghargaan bisa datang dalam bentuk pujian, rasa hormat, hadiah, dan penghargaan.