Langkah-langkah Mengatasi Kesulitan Belajar
Langkah-langkah pemecahan kesulitan belajar menurut Koestoer Partowisastro dalam bukunya “Mendiagnosis dan Menyelesaikan Kesulitan Belajar” menyatakan sebagai berikut:
(1) Diskusi dengan kepala sekolah tentang adanya siswa yang bermasalah dan upaya yang perlu dilakukan terkait dengan masalah tersebut.
(2) Kegiatan mengamati dan mencatat pola umum (berulang) perilaku siswa merupakan indikasi adanya masalah.
(3) Kegiatan Tinjauan Catatan Komulatif.
(4) Percakapan dengan guru lain.
(5) Kegiatan penyuluhan dengan tenaga keperawatan.
(6) Kegiatan bertanya dan mencerahkan bagi siswa yang bersangkutan.
(7) Kegiatan dapat membuat referensi.
sebuah. Bicaralah dengan Kepala Sekolah
Kepala sekolah bertanggung jawab atas semua kegiatan sekolah, termasuk kegiatan penasehat dan bimbingan. Oleh karena itu, pimpinan sekolah melaporkan, berkonsultasi dan menerima nasihat tentang berbagai kasus dan upaya penanggulangannya. Berkaitan dengan siswa yang sedang berjuang, guru atau pembimbing pendidikan hendaknya berbicara dengan kepala sekolah tentang berbagai upaya yang perlu dilakukan untuk mengatasi perilaku bermasalah, upaya menghubungi orang tua siswa dan badan lain yang dianggap perlu, serta pandangan dari guru menjelaskan masalah siswa.
b. Pengamatan mendalam
Pengamatan yang lebih mendalam diharapkan dapat menghasilkan daftar siswa bermasalah, yang dapat didasarkan pada hasil pengamatan yang tidak lengkap atau pertimbangan yang dangkal. Dengan upaya ini, catatan, jawaban dan materi yang sangat berguna sebagai dasar pemikiran tentang cara mengatasi masalah dapat menjadi lengkap dan stabil.
c. Mempelajari Catatan Kumulatif
Dari penelaahan catatan kumulatif diharapkan dapat membuat catatan yang biasanya dapat dihasilkan dari berbagai informasi dasar yang dapat erat kaitannya atau bahkan dengan latar belakang permasalahan siswa. Guru atau pembimbing pendidikan harus mampu menarik perhatian terhadap isi kumpulan catatan sehingga dapat melengkapi sepenuhnya wawasan yang diperoleh dari observasi. Berdasarkan fakta ini, dapat diterbitkan pandangan atau gagasan baru, bahkan rencana atau gagasan untuk upaya selanjutnya dalam mengatasi permasalahan siswa.
yaitu Bicaralah dengan guru lain
Kegiatan orientasi dan konsultasi merupakan kegiatan lintas disiplin dan dilakukan secara bersama-sama. Guru atau pendidik saja (tanpa keterlibatan staf lain) kemungkinan besar tidak akan dapat membantu anak bermasalah. Dalam hal ini, tidak ada jalan lain selain siapa pun yang bertugas membimbing anak-anak harus mendapatkan keuntungan dari bekerja sama dengan petugas lain. Selain aspek pengumpulan informasi yang selengkap-lengkapnya, isi kerjasama ini juga merupakan pemaparan materi pemecahan masalah itu sendiri, yang tidak kalah pentingnya dalam rangka kerjasama ini adalah terciptanya “konseling suasana” oleh semua staf sekolah. Para pihak harus jelas tentang apa sebenarnya orientasi dan konseling itu sehingga masing-masing pihak dapat memainkan perannya dengan baik dalam kerangka “suasana konsultasi” secara keseluruhan.
e. Hubungi perawat
Tujuan dari kegiatan ini terutama kesehatan siswa. Guru atau penasihat pendidikan dapat mewawancarai siswa yang terkena dampak, yang akan memberi tahu mereka tentang penyakit atau kecelakaan apa pun, kapan itu terjadi, seberapa parahnya, bagaimana pengobatan mereka dicoba, tingkat pemulihan mereka, kondisi kesehatan mereka saat ini, dan sebagainya. Hanya dalam kasus masalah kesehatan yang tampaknya sangat serius guru atau penasihat pendidikan harus melakukan yang terbaik untuk berkonsultasi dengan perawat atau dokter.
f.memberikan nasihat
Konseling adalah kegiatan khusus dalam upaya konseling terhadap anak yang mengalami masalah yang dihadapi oleh konselor bimbingan dalam rangka penyelesaian masalah yang sedang dihadapi anak tersebut. Dicirikan pula dengan suasana hubungan tatap muka yaitu hubungan yang tidak merasakan unsur kekerasan atau paksaan, bebas dari rasa takut dan khawatir, saling percaya, terbuka dan terbuka, sukarela, saling memberi dan menerima. Suasana hubungan seperti itu disebut “rapport”. Sebelum pekerjaan konseling dilanjutkan, “laporan” ini harus dibuat terlebih dahulu. Setelah hubungan terjalin, hubungan selanjutnya akan lancar, mudah, dan bermakna. Aspek lain dari konseling ini adalah hubungan ini tidak dilakukan di depan umum atau di tempat ramai. Namun di tempat terpisah sehingga baik anak maupun pengasuh dapat berbicara dengan bebas. Kebijaksanaan yang diteliti dan berwawasan jauh ke depan akan mampu memposisikan persoalan sebagaimana mestinya. Bobot dan arah nasihat seringkali menjadi kunci untuk menciptakan kesadaran dan sikap tentang diri Anda, sekolah taman, dan sebagainya.
G. prosedur pemindahan
Di sekolah, paling awal permasalahan siswa harus diungkapkan oleh guru lain atau guru kelas, misalnya. dengan mengisi formulir/daftar dengan rapi, maka pada tingkat pertama tetap menjadi tugas guru atau wali kelas untuk mengatasi masalah tersebut semaksimal mungkin oleh siswa. Ketika berbagai upaya guru/pengajar kelas kewalahan atau murid merasa membutuhkan dukungan khusus dari nasihat ahli pendidikan, guru atau guru kelas yang bersangkutan harus ‘merujuk’, mengirim atau ‘mengambil alih’ masalah yang dimaksud. dari siswa ke guru. Namun bukan berarti guru yang bersangkutan kini lepas tangan dari masalah tersebut. Di sisi lain, guru tidak bisa bekerja sendiri ketika bekerja dengan penasihat pendidikan. Kesulitan belajar pada mata pelajaran tertentu perlu diatasi bersama dengan guru mata pelajaran yang bersangkutan.