Pendidikan

Solusi Mengurangi Bencana Alam Korelasi dengan Pencipta

melindungi alam, larutan Mengurangi Bencana – Bagaimana kita menjaga alam ini dengan baik dan tidak ada kerusakan yang serius, ada korelasi antara hukum alam dan hukum sunnatullah yang akan kita bahas secara detail disini.

QTelah terlihat bahwa kerusakan di darat dan di laut disebabkan oleh perbuatan tangan manusia, maka Allah akan merasakan bagi mereka bagian (akibat) dari perbuatan mereka agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (QS. Ar-Rum: 41)

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan, sejak Januari hingga September 2019, sebanyak 2.829 bencana terjadi di Indonesia. Bencana tersebut didominasi oleh bencana kategori hidrometeorologi seperti angin puting beliung, tanah longsor, angin kencang dan banjir.

BNPB mencatat bencana yang terjadi di berbagai wilayah Indonesia meliputi 7 letusan gunung berapi, 14 abrasi, 24 gempa bumi, 118 kekeringan, 508 kebakaran hutan dan lahan, 621 longsor, dan puting beliung terbanyak dengan 880 kejadian. Inilah yang terjadi di tahun 2019, belum lagi berbagai peristiwa bencana di tahun-tahun sebelumnya.

Jika kita renungkan Surat Ar-Ruum di atas, bencana-bencana tersebut sebenarnya merupakan bentuk peringatan dari Allah SWT kepada orang-orang yang lupa dan meninggalkan ibadahnya. Musibah tidak dilahirkan kecuali untuk mengingatkan tangan manusia agar tidak jahil. Tangan-tangan bodoh ini kemudian dapat didefinisikan untuk dua tujuan yaitu

Pertama kurangnya perhatian manusia dalam pelestarian alam, melihat bagaimana manusia menebang pohon secara liar, membangun gedung tanpa mengutamakan kelayakan, menyebarkan sampah dan polusi dari berbagai sumber, menyebabkan bencana alam yang terjadi kapan saja, dimana saja.

betapa pentingnya menjaga alam

Foto: historia.id

Ddan janganlah kamu merusak bumi setelah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepadanya dengan rasa takut (tidak diterima) dan harap (dikabulkan) sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik..(QS. Al-A’raf: 56)

Kedua kurangnya perhatian manusia terhadap ajaran Islam, lihatlah bagaimana manusia dengan wajah ego dan arogansi yang besar berjalan di muka bumi, fitnah menjadi kebiasaan umum, pembunuhan merajalela, fitnah, saling bertebaran hingga auratnya terungkap. Masih dalam kebiasaan buruk, adzan terlupa, sholat terbengkalai, sedekah dibatasi, bahkan bisnis dan karir lebih diprioritaskan.

Mari kita berkaca pada generasi sebelumnya yang tidak mengenal Ya’juj dan Ma’juj, orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi dengan sifatnya mengganggu dan menyerang bangsa lain, sehingga harus disingkirkan dan diisolasi dari Dzulkarnain dengan membangun sekat wasiat. . “Mereka berkata: Wahai Dzulkarnain, sebenarnya Ya’juj dan Ma’juj adalah orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, lalu bisakah kami membayarmu sesuatu untuk membangun tembok antara kami dan mereka?” (QS. Al-Kahfi: 94)

Juga ada Qarun yang memiliki sifat sombong sehingga Allah SWT memberikan longsoran dan menenggelamkan semua hartanya. “Jadi kami menguburkan Qarun dan rumahnya di dalam tanah. Maka tidak ada kelompok baginya untuk membantunya melawan azab Allah. Dan dia bukan salah satu dari mereka yang bisa membela diri.” (QS. Al-Qasas: 81)

Lalu ada kaum Thamud, meskipun pandai memahat dan membangun bangunan, namun harus dihukum karena penyimpangan idealismenya dari ajaran tauhid Allah SWT.

Dan masih banyak lagi manusia-manusia terdahulu yang telah melakukan perbuatan dan kerusakan di muka bumi hingga Allah SWT mendatangkan bencana yang besar bagi mereka. Bisa dikatakan, di Indonesia bahkan ingatan kita akan dahsyatnya tsunami Aceh atau letusan gunung berapi di beberapa daerah, dahsyatnya gempa Bantul, luapan Lumpur Lapindo dan bencana-bencana lainnya mungkin ada kaitannya dengan nasib rakyat. melupakan Allah SWT.

Mari kembali ke konservasi alam

Orang yang berstatus makhluk paling sempurna, diberkahi dengan kemampuan untuk mengembangkan potensi alam, sangat perlu memikirkan implikasinya. Anda tidak bisa mengatur sembarangan, Anda tidak bisa kacau. Ini adalah satu-satunya tip untuk mencegah bencana alam. Jagalah alam dengan menjaganya sekaligus menjaga Allah swt.

Untuk itu, karena manusia tidak ingin generasinya dirundung bencana, maka Islam dengan jelas mengajarkan untuk selalu memanfaatkan alam dengan sebaik-baiknya. Sesuai Ibnu Khaldun, Masyarakat harus memanfaatkan kekayaan alam untuk kepentingan rakyat dengan tetap menjaga kelestariannya.

Pelestarian alam tentunya sangat sejalan dengan salah satu hadits Nabi Muhammad SAW yang dijelaskan dalam buku tersebut mawa’izul ‘ushfuriyyahBab II, Rasulullah bersabda: “Cintailah apa yang ada di bumi, niscaya apa yang ada di surga akan mencintaimu” (HR. Thabrani).

Manusia memiliki tanggung jawab yang besar untuk menjaga kelangsungan hidup karena memperbaiki diri dengan melakukan hal-hal yang bermanfaat agar bencana tidak menimpa bumi lagi adalah keputusan yang tepat dan bijaksana bagi manusia.

Apa yang harus dilakukan agar alam terbangun kembali? Keputusannya terletak pada menyikapi fitrah manusia, menyikapi alam baik secara eksternal maupun internal adalah kunci sukses agar alam tidak ditimpa bencana lagi. Dalam artian, selain melindungi alam dari luar, seperti B. perawatan udara sekitar, pembuangan sampah pada tempatnya, pembangunan gedung dengan koridor, juga diperlukan untuk melindungi alam dari sudut pandang alam, mis. B. menjaga silaturahim, melaksanakan shalat, mengutamakan sedekah, dan membaca Al-Qur’an. Karena tidak mungkin Allah SWT mendatangkan bencana kecuali manusia perlu diperingatkan.

Pengarang : Muhammad Ibrahim

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

| |
Back to top button